Rabu, 02 Mei 2012

Kal-Tim Punya Cerita

Kalimantan, pulau yang dari dulu saya ingin kunjungi. Bentuknya yang menyerupai induk ayam di Peta Indonesia seakan memberikan kesan keangkuhan, misteri, sekaligus keramahan, membuatku gatal untuk sekedar menginjakkan kaki disana. 
Selama ini tanah kalimantan selalu menjadi bagian "yang ter-" untuk ukuran Indonesia bahkan dunia. Mulai dari pulau Ter-besar kesekian di dunia, pulau dengan sungai Ter-panjang di Indonesia, pulau dengan hutan rimba Ter-luas dan Ter-kaya se Indonesia, dan berbagai "Ter-" lain yang tersemat kepadanya.
Akhirnya, kesempatan untuk menginjakkan kaki di tanah Borneo akhirnya datang juga. Saya terlibat dalam kegiatan Social-mapping yang dilakukan oleh Jurusan PSdK UGM yang bekerja sama dengan Pertamina UBEP Sanga-Sanga Kal-Tim.
Yang namanya kegiatan social-mapping, secara otomatis akan membuat kita berinteraksi secara lansung dengan masyarakat, menggali lebih dalam apa yang mereka rasakan, dan menemukan fakta-fakta yang terselubung di balik dinamika kehidupan masyarakat setempat. Berdasarkan hal itulah, banyak sekali hal-hal menarik yang saya lihat, temukan, dan rasakan seputar tanah Kalimantan ini.
Yang paling masyhur dari tanah Kalimantan adalah persoalan duit. Selama ini saya selalu mendengar kisah-kisah sukses para perantau yang mengadu nasib di Kalimantan. Betapa mereka begitu mudah mendapatkan uang di sana. Dan ternyata benar, setelah saya menginjakkan kaki di Kaltim, secara kasat mata tampak jelas bahwa provinsi ini banyak orang kayanya.
Salah satu indikator tolol-tololan saya untuk mengukur kesejahteraan suatu kampung adalah jumlah populasi kendaraan di wilayah tersebut. Di Kaltim, yang namanya mobil mewah (menurut ukuran kita di Jogja), jumlahnya sangat banyak. Mobil-mobil semacam Mitsubishi Strada 4x4, Toyota Hilux 4x4, Ford Ranger, dll.Seliweran tanpa henti di jalan-jalan di penjuru Kaltim. Mulai dari jalan arteri sampai jalan kampung, gampang sekali ditemui.
Dan yang paling membuat miris adalah kondisi mobil tersebut. Mobil-mobil mewah tersebut samasekali tidak dirawat. Mobil-mobil mewah tersebut tidak lebih berharga daripada mobil xenia-avanza, atau bahkan angkot sekalipun. Banyak saya temui angkot (yang oleh warga lokal disebut TAXI) lebih kinclong daripada Strada.
Mobil Strada Malang ini dionggokin begitu saja dipinggir jalan karena menolak untuk menyala.

Salah satu cerita menarik tentang kepemilikan mobil mewah ini ketika saya beserta rekan berkunjung ke kantor desa untuk memperkenalkan diri. Disitu hadir juga bapak polisi yang menjabat Babinmas di desa tersebut. And you know what, beliau ke kantor kelurahan naek Strada baru!!! Padahal pangkat yang tersemat di pundaknya baru satu siku!!!!
Nah, itu dari observasi sekilas dari pandangan mata. Tentu saja hal tersebut tidak bisa dijamin kebenarannya. Harus ada pengamatan yang lebih untuk memutuskan apakah benar warga setempat kaya-kaya. Kebetulan dalam acara social-mapping ini kami diwajibkan untuk mewawancari penduduk rentan dari segi ekonomi. Kasarnya, kami harus mewawancarai orang miskin!!!
Otomatis, sebelum mewawancarai orang miskin kami harus menemukan orang miskinnya terlebih dahulu. Nah, ini dia masalahnya!!! Untuk menemukan orang miskin, susahnya minta ampun. Baru kali ini saya e daerah yang bisa dikatakan penduduk miskinnya hampir tidak ada. Setiap orang di desa tersebut yang kami tanya mengenai keberadaan warga miskin, pasti memasang tanpang kebingungan seperti ketika disuruh menjelaskan berapa jumlah gigi atas buaya. Mulai dari Pak lurah, pak imam mesjid, Pak RT, Pak Hansip, dsbg....
Tentu saja kami tidak menyerah sampai disitu. Salah satu cara paling cepat untuk menemukan orang miskin adalah menggunakan data penerima raskin. Namanya aja Beras Miskin, yang menerima pasti orang miskin. Kami pun mencoba menemui beberapa diantaranya, dan kejadian-kejadian lucu pasti terjadi. Yang kami temui pertama kali, beliau menerima raskin tapi jumlah motor di rumahnya ada TIGA!!! Yang kedua, menerima raskin tapi bergelar haji!!! Cerita seorang teman lebih lucu lagi. Dia mendatangi salah satu rumah yang ada stiker "Keluarga Miskin" tertempel di pintunya. Ketika didatangi, di depan rumahnya ada motor Ninja RR keluaran baru yang dipakai anaknya pulang-pergi ke sekolah!!!!
Rumah dan mobil. Pemandangan seperti ini lumrah di Kalitim. Beberapa rumah bahkan markir 3 Strada di depan rumahnya.

Salah satu dari rumah tersebut adalah responden kami. KK-nya mengaku punya simpanan duit di bank sampe ratusan juta rupiah. Dan bininya punya emas 50 gram. Rumah boleh sederhana, tp duitnya bejibun.

Tentu saja anda pasti berfikir, darimana mereka memperoleh duit. Sebagian besar masyarakat di Sanga-Sanga dan Samboja tempat kami melakukan penelitian bekerja di perusahaan tambang batubara yang jumlahnya bejibun. Gaji yang di peroleh dari tambang tersebut juga tidak main-main. Pekerjaan yang kastanya paling rendah di tambang batubara adalah helper. Dari namanya saja, pekerjaannya adalah bantu-bantu urusan remeh-temeh di tambang. Biasanya mereka bekerja mengatur lalu lintas truk keluar masuk tambang (itupun kerjaannya cuma ngangkat-ngangkat bendera persis seperti hakim garis di pertandingan bola). And you know, gajinya bisa sampae 4 juta sebulan. Belum termasuk tunjangan-tunjangan lain yang diperoleh.
Ada juga jenis pekerjaan kasta rendah lainnya yaitu waker. Waker ini adalah security tidak tetap di tambang. Kerjaannya menjaga alat-alat berat di tambang kalo sedang tidak beroperasi atau kalau ada gangguan dari masyarakat. Yah, kalo bahasa kerennya sih "preman kampung" yang sok-sokan jaga keamanan. Gajinya juga sekitar 4 juta sebulan. Kalo kuli kasta rendah aja gajinya segitu, coba anda bayangkan gaji mandornya. Kalo gaji direkturnya ga usah di tanyain lagi dah. Lagian kebanyakan juga tinggal di luar daerah.
Dengan kondisi seperti itu, perputaran uang juga cukup kencang di sana. Harga-harga makanan mahal luar binasa! Nasi campur yang di Jogja dibandrol 6rb perak, di Kaltim dijual dengan harga 22rb!! Es teh 1 gelas 4 rb. Kalo kondisinya seperti itu, gimana ga naek haji coba tukang warungnya!!! Bahkan seorang ibu-ibu penjual gorengan yang sempat kami wawncara menyatakan kalau pendapatannya sehari bisa sampai 300 rb bersih!!
Selain harga makanan, biaya hidup lainnya juga cukup tinggi. Yang paling aneh adalah harga bensin. Sanga-sanga dikenal sebagai kota minyak. Dulu jaman pra-kemerdekaan, kota ini diperebutkan antara tentara Dai Nippon dengan tentara kumpeni untuk dikeruk minyaknya. Sampai saat ini, limpahan rejeki tersebut masih tetap ada. Meskipun demikian, harga bensin mahal amir!!! Pernah suatu ketika saya mengisi bensin di kios pinggir jalan. 25 mtr dari tempat tersebut terdapat pompa minyak angguk milik Pertamina. dan harga bensinnya ternyata 8rb!!! Apa ga lucu? Kita membeli bensin mahal-mahal diatas harga normal padahal di bawah kaki kita terdapat lautan minyak!!  Munkin anda bertanya, kenapa ga beli di SPBU? FYI, SPBU di sono jarang sekali. Kalopun ada, selalu ada tulisan "BENSIN HABIS" di pagarnya.
Kalimantan, negeri kaya tapi merana...

1 komentar:

ridho mengatakan...

itulah perlunya wawasan bos, tapi seandainya ada pilihan,seharusnya kekayaan material janganlah menjadi ukuran miskin tidaknya sesorang karena bilamana dihadapkan kepada manfaat dan optimalisasinya, hal demikian akan menjadi sumir. Yang perlu dipertimbangkan adalah apakah kekyaan tersebut bermanfaat kpd org lain atau setidaknya kekayaan yang kita miliki tidak menyusahkan orang lain.